DRgrtea

Alih Bahasa

English French German Spain Italian Dutch Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

menunavngampar

Sabtu, 21 April 2018

PENILAIAN SIKAP, PENGETAHUAN, DAN KETERAMPILAN

PENILAIAN SIKAP, PENGETAHUAN, DAN KETERAMPILAN



A.      Penilaian Sikap
1.      Gradasi/Taksonomi Sikap (Attitude: Krathwohl)
Menerima -> menanggapi->menghargai->menghayati->mengamalkan
Penilaian sikap dilakukan untuk mengetahui kecendrungan perilaku spiritual dan sosial siswa di dalam dan luar kelas sebagai hasil pendidikan.
2.      Teknik dan Instrumen Penilaian Sikap
Teknik Penilaian
Bentuk Instrumen
Keterangan
Observasi
Daftar cek
Skala penilaian sikap
Dilakukan selama proses pembelajaran.
Penilaian diri
Daftar cek
Skala penilaian sikap
Dilakukan pada akhir semester.
Penilaian antarpeserta didik
Daftar cek
Skala penilaian sikap
Dilakukan pada akhir semester, setiap pesesrta didik dinalai oleh 3 siswa.
Jurnal
Catatan pendidik berisi informasi tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik
Berupa catatan guru tentang kelemahan dan kekuatan peserta didik yang tidak berkaitan dengan mata pelajaran.
3.      Hasil Pengolahan Nilai Sikap
Hasil penilaian pencapaian sikap dalam bentuk  deskripsi.
Deskripsi sikap terdiri atas keberhasilan dan/atau ketercapaian sikap yang diinginkan dan sikap yang belum tercapai yang memerlukan pembinaan dan pembimbingan.
Deskripsi dalam bentuk kalimat positif,  memotivasi dan bahan refleksi
Contoh Deskripsi  Sikap
Sikap  Spiritual
Selalu bersyukur dan berdoa sebelum melakukan kegiatan serta toleransi yang baik pada agama yang berbeda; ketaatan beribadah mulai berkembang.
Sikap Sosial
Memiliki sikap santun, disiplin, dan tanggung jawab yang baik, responsif dalam pergaulan; sikap kepedulian mulai meningkat.
B.     Penilaian Pengetahuan
1.      Proses Kognitif
a.     C1; mengingat (remember), mengingat kembali pengetahuan dari memorinya.
b.    C2; memahami (understand), mengkonstruksi makna dari pesan baik secara lisan, tulisan, dan grafis.
c.    C3; menerapkan (apply), penggunaan prosedur dalam situasi yang diberikan atau situasi baru.
d.   C4; menganalisis (analysis), penguraian materi ke dalam bagian-bagian dan bagaimana bagian-bagian itu saling berhubungan satu sama lain dalam keseluruhan struktur.
e.     C5; mengevaluasi (evaluate) membuat keputusan berdasarkan kriteria dan standar.
f.    C6; mengkreasi (create) menempatkan elemen-elemen secara bersamaan ke dalam bentuk modifikasi atau mengorganisasi elemen-elemen ke dalam pola baru (struktur baru).
2.      Dimensi Pengetahuan
a.       Pengetahuan faktual; pengetahuan terminologi atau pengetahuan detail yang spesifik dan elemen.
b.      Pengetahuan konseptual; pengetahuan yang lebih kompleks berbentuk klasifikasi, kategori, prinsip dan generalisasi.
c.       Pengetahuan prosedural; pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu.
d.      Pengetahuan metakognitif; pengetahuan tentang kognisi, merupakan tindakan atas dasar suatu pemahaman, meliputi kesadaran berpikir dan penetapan keputusan tentang sesuatu.
3.      Proses dan Hasil Penilaian Pengetahuan
a.       Nilai pengetahuan diperoleh dari hasil penilaian harian selama satu semester, penilaian tengah semester dan penilaian akhir semester
b.      Nilai akhir pencapaian pengetahuan rerata dari hasil pencapaian kompetensi setiap KD selama satu semester.
c.       Nilai pada rapor ditulis dalam bentuk angka skala 0 – 100 dan dilengkapi dengan deskripsi singkat kompetensi yang menonjol/tertinggi dan terendah berdasarkan pencapaian KD selama satu semester
d.      Deskripsi nilai didasarkan pada nilai tertinggi dan terendah pada capaian KD per semester
4.     Teknik Penilaian Pengetahuan
Teknik Penilaian
Keterangan
Tes tulis
Memilih jawaban (pilihan ganda, dua pilihan benar-salah, ya-tidak), menjodohkan, sebab-akibat.
Mensuplai jawaban (isian atau melengkapi, jawaban singkat atau pendek, uraian).
Tes Lisan
Soal / pertanyaan yang menuntut siswa menjawab secara lisan (formatif tes)
Penugasan
Tugas yang dilakukan secara individu atau kelompok.
C.    Penilaian Keterampilan
1.      Dimensi Keterampilan
Keterampilan abstrak: K-1 Mengamati, K-2 Menanya, K-3 Mencoba, K-4 Menalar, K-5 Menyaji, K-6 Mencipta
Keterampilan Konkrit:
a.    Persepsi (perception): perhatian untuk melakukan suatu gerakan.
b.    Kesiapan (set): kesiapan mental dan fisik untuk melakukan suatu gerakan.
c.    Meniru (guided response): gerakan secara terbimbing.
d.   Membiasakan gerakan (mechanism): gerakan mekanistik
e.    Mahir (complex or overt response): gerakan kompleks dan termodifikasi.
f.     Menjadi gerakan alami (adaptation): gerakan alami yang diciptakan sendiri atas dasar gerakan yang sudah dikuasai.
g.    Menjadi tindakan orisinal (origination): gerakan baru yang orisinal, sukar ditiru orang lain, dan menjadi ciri khasnya.
2.      Proses dan Hasil Penilaian Keterampilan
a.       Hasil penilaian  pada setiap KD keterampilan adalah nilai optimal dengan teknik dan objek KD yang sama.
b.      Penilaian KD keterampilan yang dilakukan dengan dua teknik penilaian seperti proyek dan produk atau praktik dan produk, maka nilai KD dapat dirata-rata.
c.       Nilai akhir keterampilan pada setiap mata pelajaran adalah rerata dari semua nilai KD keterampilan dalam satu semester.
d.      Penulisan capaian keterampilan pada rapor menggunakan angka pada skala 0 – 100, predikat dan deskripsi singkat capaian kompetensi
3.      Teknik dan Bentuk Penilaian Keterampilan
Teknik Penilaian
Bentuk Instrumen
Unjuk kerja/ kinerja /praktik
·         Daftar cek, dengan menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat nilai bila kriteria penguasaan kompetensi tertentu dapat diamati oleh penilai.
·         Skala Penilaian (Rating Scale). Penilaian kinerja yang menggunakan skala penilaian memungkinkan penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu, karena pemberian nilai secara kontinum dimana pilihan kategori nilai lebih dari dua.
Projek
·         Penilaian projek dilakukan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai pelaporan.
·         Untuk menilai setiap tahap perlu disiapkan kriteria penilaian atau rubrik.
Produk
·         Daftar cek atau skala penilaian (rubrik)
Portofolio
·         Daftar cek atau skala penilaian (rubrik)
Sumber : https://zuhriindonesia.blogspot.co.id/2017/04/penilaian-sikap-pengetahuan-dan.html

Selasa, 10 April 2018

Contoh Format Penilaian Laporan Kelompok

Format Penilaian Laporan Kelompok
+ RUBRIK Penilaian (Group Investigation)
Lembar Penilaian Laporan Kelompok
Kelompok       :
Kelas               :
Tugas               :
Tanggal           :
No.Aspek yang dinilaiSkor MaksimalSkor yang diperoleh
Siswa
1.Sistematika laporan4
2.Kelengkapan laporan4
3.Kejelasan dan keruntutan penulisan4
4.Kebenaran konsep ide yang dipaparkan4
5.Ketepatan pemilihan kosakata4
6.Kemampuan siswa menjelaskan isi laporan4
7.Usaha siswa dalam menyusun laporan4
8.Presentasi laporan percobaan4

Skor Maksimal = 32/32 x 100 = 100

Saran Guru:
............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

RUBRIK PENILAIAN LAPORAN KELOMPOK
  1. Sistematika laporan
4 = laporan dibuat sesuai sistematika penulisan, jelas dan benar
3 = laporan dibuat dengan benar tetapi kurang jelas
2 = laporan dibuat kurang benar dan kurang jelas
1 = laporan dibuat dengan sistematika yang salah
  1. Kelengkapan laporan
4 = laporan dibuat secara lengkap sesuai petunjuk pembuatan laporan
3 = laporan dibuat tanpa kesimpulan
2 = laporan dibuat tanpa diskusi, kesimpulan, daftar pustaka
1 = laporan dibuat tidak lengkap (mencakup 3 unsur saja)
  1. Kejelasan laporan
4 = laporan jelas, dapat dipahami, ditulis secara runtut
3 = laporan jelas, tetapi penulisan kurang runtut
2 = laporan kurang jelas, kurang sesuai dengan keruntutan penulisan
1 = laporan tidak jelas, tidak sesuai dengan keruntutan penulisan
  1. Kebenaran konsep
4 = konsep/ide yang dipaparkan tepat, benar, dan sesuai dengan teori
3 = konsep/ide yang dipaparkan sesuai dengan teori tetapi kurang jelas
2 = konsep/ide yang dipaparkan kurang tepat
1 = konsep/ide yang dipaparkan tidak tepat
  1. Ketepatan pemilihan kosakata
4 = menggunakan kata-kata yang tepat, menggunakan kalimat aktif
3 = menggunakan kata-kata yang kurang tepat, menggunakan kalimat aktif
2 = menggunakan kata-kata yang kurang tepat, tidak menggua\nakan kalimat aktif
1 = menggunakan kosakata yang salah
  1. Kemampuan siswa menjelaskan isi laporan
4 = menguasai latar belakang, metode, diskusi, kesimpulan
3 = menguasai latar belakang, metode, dan diskusi
2 = menguasai latar belakang dan metode
1 = menguasai latar belakang saja
  1. Usaha siswa dalam menyusun laporan
4 = berusaha melengkapi isi laporan dengan sungguh-sungguh, berusaha memperbaiki isi, tulisan rapi, mudah dibaca.
3 = sesuai aspek yang tercantum pada nomor 1, kecuali ada 1 aspek yang tidak dilakukan
2 = sesuai aspek yang tercantum pada nomor 1, kecuali ada 2 aspek yang tidak di lakukan
1 = tidak berusaha melengkapi dan memperbaiki isi laporan.
  1. Presentasi laporan percobaan
4 = semua anggota kelompok aktif dan berusaha menjawab pertanyaan dengan benar.
3 = semua anggota kelompok aktif akan tetapi kurang berusaha menjawab pertanyaan dengan benar.
2 = beberapa anggota saja yang aktif (dominasi) namun ada usaha untuk menjawab pertanyaan dengan benar.
1 = beberapa anggota saja yang aktif (dominasi) namun kurang berusaha untuk menjawab pertanyaan dengan benar.
sumber : http://downloadgratis-rofita.blogspot.com/2013/01/format-penilaian-laporan-kelompok-group.html

Contoh Format Penilaian Ujian Praktek IPA

FORMAT PENILAIAN
UJIAN PRAKTIK
Mata Pelajaran : IPA

Materi Uji :   Disediakan batu baterai, kabel, paku besar, dan paku kecil, siswa membuat magnet dengan aliran listrik ( elektromagnet )

No
Nomor  Peserta
Nama Peserta
Nilai
1
02 – 039 – 001 – 8
Ahmad

2
02 – 039 – 002 – 7
Asep Saepudin

3
02 – 039 – 003 – 6
Eneng Rani Nurdianah

4
02 – 039 – 004 – 5
Furkon

5
02 – 039 – 005 – 4
Imam Apiandi

6
02 – 039 – 006 – 3
Ira Kurniati

7
02 – 039 – 007 – 2
Izzatul Nur Affiatur Rahmah

8
02 – 039 – 008 – 9
Luthfita Aulia Dewi

9
02 – 039 – 009 – 8
Maulana Abdul Malik

10
02 – 039 – 010 – 7
Mirnawati Sa'diah

11
02 – 039 – 011 – 6
Muhamad Rizqi Shoffiatulloh

12
02 – 039 – 012 – 5
Muhamad Supiandi

13
02 – 039 – 013 – 4
Muhammad Yunus

14
02 – 039 – 014 – 3
Neng Anggi Herwita

15
02 – 039 – 015 – 2
Ramdhani Sulaeman

16
02 – 039 – 016 – 9
Risma Safitri





Penguji II




…………………………….
NIP…………………………..

Penguji  I




…………………………….
NIP …………………………..



Rubrik Penilaian :

Aspek yang Dinilai
Skor
-          Merangkai dengan benar. Menjelaskan cara kerja dengan runtut. Alat berfungsi dengan baik. Hasil yang dirangkai rapi.
50
-          Merangkai dengan benar. Menjelaskan cara kerja dengan tidak  runtut. Alat berfungsi dengan baik. Hasil yang dirangkai rapi.
40
-          Merangkai dengan benar. Menjelaskan cara kerja dengan tidak  runtut. Alat tidak berfungsi dengan baik. Hasil yang dirangkai rapi.
30
-          Merangkai dengan benar. Menjelaskan cara kerja dengan tidak  runtut. Alat tidak berfungsi dengan baik. Hasil yang dirangkai tidak  rapi.
20
-          Merangkai dengan tidak benar. Menjelaskan cara kerja dengan tidak  runtut. Alat tidak berfungsi dengan baik. Hasil yang dirangkai tidak  rapi.
10

Selasa, 03 April 2018

Sakadang Kuya Jeung Monyet Ngala Nangka

Kacaritaheun sakadang monyet jeung sakadang kuya keur sarare disisi hutan deukeut walungan, dina tangkal kiara. Sakadang kuya mah sare dihandap disela-sela akar, ari sakadang monyet mah sare dina dahan anu panghandapna, teu pajauh. 
Maksud teh ngameh bisa bari ngobrol memeh sare, atawa bisa silih geuingkeun bisi aya nanaon. Dug weh duanana sare mani tibra. Teungah peuting sakadang monyet nyaring, terus ngahudangkeun sakadang kuya. 
"Sakadang kuya, sakadang kuya.." ceuk sakadang monyet "naon sakadang kuya" tembal sakadang monyet "kuring ngimpi manggih tangkal nangka anu buahna geus arasak, dina mimpi teh katingali deuih tempatna dimana" ceuk sakadang monyet "dimana ?" ceuk sakadang kuya. 
"Diteungah leuweung" ceuk monyet "keun atuh isuk wang teang, ayeunamah sare deui we da peuting keneh." tembal kuya ari geus kitu teh dug weh sakadang monyet mah langsung sare, meni dug sek. ari sakadang kuya mah hulang huleng keneh dan hese sare deui. 
Keur hulang huleng kitu, sakadang kuya ngadenge sakadang monyet ngalindur, pokna teh "Ah isukan mah kuurang rek dihakan eta nangka teh kusorangan, keun we da sakadang kuya mah teu bisaeun naek tangkal ieuh,, hahaha". 
Ngadenge kitu, sakadang kuya ngahuleung, kapikiran caritaan sakadang monyet keur ngalindur. kapikiran, sok sieun bener. sanggeus rada lila mikiran, akhirna manehna meunang akal. trus dug weh sare. 
Isuk-isuk sakadang monyet geus hudang tuluy ngageuingkeun sakadang kuya. "Kuya, kuya, geura hudang buru, wang teang nangka tea" ceuk sakadang monyet "Kela atuh tunduh keneh.." tembal sakadang kuya "Eeh buru, kaburu kubatur" ceuk sakadang monyet bari ngoyag ngoyag awakna ngameh hudang. 
"Nya hayu atuh ari kitu mah" ceuk sakadang kuya bari lulungu keneh Arindit weh maranehna teh katempat tangkal nangka nu aya dina mimpi sakadang monyet. Ari pek teh bener, tangkal nangka eta teh aya. 
Ceuk kuya, "Sok atuh monyet gera naek, da urang mah teu bisa naek tangkal.." "Kela, urang teu bisa ngabedakeun mana nangka nu asak jeung mana nangka nu atah keneh kuya" ceuk monyet memeh naek Bari seuri dina hate. 
Sakadang kuya ngajawab, "Lamun sorana plek plek plek berarti nangka eta geus asak, lamun sorana pluk pluk pluk berarti nangka eta atah keneh.." 
"Oh heug atuh" ceuk sakadang monyet bari langsung nerekel naek. bari gagalantungan neangan nangka, dina jero hate na manehna ngomong, "kuurang mah rek dibere nu atah we sakadang kuya mah, keun we lamun protes naha mere nu atah, rek dititah naek tangkal we. hahaha" 
Terus weh ngalaan nangka si monyet teh, anu sorana plek plek plek mah diteundeun diluhur keur didahar kusorangan, ari nu sorana pluk pluk pluk mah dialung-alungkeun kahandap. 
Padahal mah nu asak mah lain nu sorana plek plek plek, tapi nu sorana pluk pluk pluk anu dialung-alungkeun ka si kuya. 
Nya puguh we pas sakadang kuya ngadahar nangka teh lainna amis, malah narapel si geutahna kana awak jeung kana biwir. "Uya, naha nanga urang mah atah euningan ? ceuk sakadang monyet bari balelol ngomongna da biwirna pinuh ku geutah. 
"Apan maneh anu ngalung-ngalungkeun kahandap mah, urang mah ngan saukur narima hungkul." bari keur ngadahar nangka teh, tereh beak. 
"Ah manehmah tega ka babaturan teh, maenya urang dibere anu atah" bari cireumbay da teu ngadahar nangka asak. 
Akhirna mah sakadang kuya balik bari wareug, ari sadakang monyet mah indit duka kamana da baeud tea.

Kuda Hade Budi

https://www.basasunda.com/p/b-gagak-hayang-kapuji-aya-gagak-maling.html
Aya Maung eukeur mah geus kolot katambah gering, ngalungsar handapeun tangkal kai bari gegerungan. Sato-sato nu kungsi menang kanyeri ti manehna ngarumpul ngariung nu keur gegerungan tea.
Ceuk Munding, “Ah siah make gegerungan! Rek nyambat ka saha? Moal aya nu nyaaheun ka sia mah! Sato jahat!” Munding ngomongna kitu bari ngagadil nu keur gegerungan.
Nempo kalakuan Munding kitu, sakabeh sato nu harita aya di dinya sareuri akey-akeyan.
Kabeh sato nu aya di dinya ngaheureuykeun Maung nu keur sakarat, kajaba sakadang Kuda. Nempo sato-sato sejen galumbira teh manehna mah ukur gogodeg.
Ceuk Domba, “Kunaon sakadang Kuda kalah gogodeg kitu? Lain tejeh tah si Belang teh ku sampean! Lain baheula si Belo ditekuk?” Tembal Kuda, “Kaula mah lain teu ngewa kana kalakuan Maung teh.
Ngan waktu ieu kaayaanana pan keur gering parna. Manehna teh keur sakarat, sakeudeung deui oge paeh. Kuduna mah sato nur keur sakarat teh ulah dihareureuykeun kitu.
Meureun ceuk batur teh, rajeun aya kawani ka anu keur sakarat!” Sanggeus ngadenge omongan Kuda kitu, sakur sato nu aya di dinya jempe sarta patinglaleos ka leuweung deui.

Wawales Kanu Telenges

Hiji mangsa sakadang puyuh kacida sediheunnana, sabab anakna sadua-dua anu karek gumuling teu aya dina sayangna. Padahal can lila diparaban. 
Sabot indung jeung bapak puyuh ka luar tina sayang rek neangan hakaneun keur anakna, ari balik anakna geus teu aya. Nu aya teh ngan ukur getih ucrat-acret. Puyuh curiga ka beurit, sabab cenah geus lila manehna tunghal-tenghol kawas nu keur ngintip. 
Malah puyuh meunang beja ti cangehgar nu tara bohong, cenah enya nangenan beurit ka luar tina sayang puyuh bari sungutna pinuh ku getih. Cangehgar teu bisa nulungan da si beurit kaburu kabur. 
Bakat ku ngenes harita keneh puyuh jalu jeung bikang indit ka sayang alap-alap. Barang geus panggih derekdek puyuh jalu nyaritakeun kasedih hatena. 
Alap-alap nyanggupan mangnaurkeun kasedih puyuh, cenah si beurit rek dijejewet. Ti harita alap-alap sok nyumput dina tangkal teureup, panonna mah teu weleh gular giler ka handap nempoan sugan beurit tea ka luar tina sayangna. Kungsi sakali mah alap-alap nyamber si monyong. 
Ngan nu disamber rikat nyumput kana sayangna handapan tunggul. Ti harita nu diincer ku alap-alap tehteu ka luar deui. 
Ari beurit sanggeus rumasa boga dosa ngahakan anak puyuh, bari dirina ngarasa diancam ku alap-alap, dina hiji peuting kabur. Ngan di perjalanan nyorang wahangan. Manehna teu biasaeun meuntas. 
Keur huleng jentul di sisi wahangan naha atuh ari gajlok tehbangkong hejo ka hareupeun nana. Puguh we beurit tehkacida reuwaseunana, disangkana alap-alap ngudag, Ceuk beurit, “Alah sampean mah ngareureuwas!” . 
“Naha make reuwas sakadang beurit, kawas boga dosa!” ceuk bangkong. “Rek kamana ieu tehwayah kieu geus aya di dieu?” ceuk bangkong deui. 
Ngadenge omongan bangkong kitu teh beurit balaham-belehem asa kasindiran. Tungtungna mah beurit waleh hayang dipangmeuntaskeun, sabab cenah aya perlu ka beulah ditu. Bangkong nyanggupan ngan cenah kudu isuk dimana geus caang, sabab harita mah poek keneh. 
Isukna bangkong nalian suku beurit beulah hareup. Tungtung tali nu sabeulahna deui ditalikeun kana sukuna beulah tukang. Geus kitu gajlok bangkong ka wahangan atuh beurit kagugusur. 
Ti dinya mah soloyong we bangkong ngojay ka tengah wahangan. Puguh we bangkong beurateun biasana ngojay sorangan ari harita kudu meuntaskeun beurit. 
Barang nepi ka tengah-tengah wahangan, bangkong tehhayangngaheureuykeun beurit. Ti dinya bangkong teh teuleum ka dasar wahangan. Atuh beurit ka bawa. Beurit gogorowokan embung di bawa teuteuleuman da cenah eungap. Tapi ku bangkong teu didenge, lep teuleun deui.  
Ku sabab sababaraha kali di bawa teuleum, tungtungna mah beurit nepi ka hanteuna, paeh. Geus kitu mah bangkong seuri bari ambang-ambangan. 
Keur kitu teu kanyahoan ti tadina, kalayang alap-alap nu ngincer beurit ti kamari, seot nyamber beurit nu geus jadi bangke, ber dibawa hiber ka awang-awang. 
Atuh bangkong ge ka bawa, roroesan paureun, da tara biasa ngapung. Mokaha we poe harita alap-alap meunang kauntungan. Sanggeus meakeun beurit nu sakitu lintuhna, bibilasna ku bangkong hejo.

Posting Populer

Duridwan TeA Google Arsip

Tampil Ful Skrin

Tampilan penuh layar

Klik tombol "Penuh" untuk mode ful skrin. Tutup dengan cara klik tuts "Esc" di kibot, atau dengan mengklik tombol "Normal" saja.

Penuh Normal

Materi artikel

×
Judul